JAKARTA - Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda mengaku prihatin atas kasus yang menimpa salah seorang guru honorer di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat yang tewas gantung diri. Guru honorer berinisial BH alias Boy yang merupakan salah satu peserta tes PPPK tahap I itu ditemukan tewas gantung diri di kandang domba milik pamannya, Selasa (5/10) pukul 18.30 WIB. Menurut Huda, kejadian tersebut harus menjadi perhatian pemerintah, terlepas dari sumber masalahnya yang kompleks dan seleksi PPPK guru bukan satu-satunya pemicu.
\"Yang saya lihat status guru honorernya. Apalagi, almarhum masih muda sehingga sebenarnya lebih pantas untuk CPNS guru,\" kata Huda kepada JPNN.com, Kamis (7/10). Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu menegaskan sejak awal dia selalu konsisten mendorong agar guru jangan dijadikan PPPK. Sebab, kata dia, PPPK itu hanya solusi jangka pendek untuk menyelesaikan persoalan honorer.
Dia justru mendorong pemerintah harus menjadikan guru sebagai PNS karena profesi tersebut sangat spesifik. \"Semestinya pemerintah memberikan kuota PPPK itu ke jabatan yang lain. Jangan guru karena tugasnya spesifik,\" tegasnya.
Huda menambahkan banyak kasus yang menimpa guru honorer karena statusnya tidak jelas, kesejahteraannya minim, dan sewaktu-waktu bisa disingkirkan.
Padahal, katanya, para guru honorer ini rata-rata merangkap menjadi pendidik, operator, dan melakukan tugas administrasi. \"Guru itu jangan dibikin ribet dengan tugas lain, makanya pemerintah perhatikan juga itu tenaga kependidikan. Angkat mereka sebagai ASN,\" ucapnya. Dia menambahkan jika guru honorer dan tenaga kependidikan statusnya jelas dan kesejahteraannya meningkat, maka tidak akan ada lagi yang berpikir untuk mengakhiri hidupnya dengan gantung diri.
Sebelumnya, Kepala Departemen Kominfo PB PGRI Wijaya membenarkan informasi tewasnya seorang guru honorer di SDN Panongan II, Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka. Ironisnya, guru honorer berinisial BH alias Boy itu meninggal akibat gantung diri di usianya yang terbilang muda, 28 tahun. (esy/jpnn)
Sumber: www.jpnn.com