“Yang pulang pada Kamis ini 12 orang, selebihnya di re-schedule dilakukan pemeriksaan kesehatan. Ini standar kementerian kesehatan mungkin ada proses berikutnya seperti administrasi dan segala macam,” ucap Zostafia yang didampingi Kepala Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah Saman.
Ditanyakan apa ada informasi 39 jamaah telah dinyatakan positif Covid-19 tambahan, Kakanwil menyebut belum mendapatkan informasi secara resmi. “Terkait kabar 30-an Jakarta kan ini baru info, pemberitahuan dengan resmi dengan kita belum. Kalau ada pemberitahuan resmi baru kita beri tahu ke media,” sebutnya.
Ia beralasan dirinya juga tak boleh terburu-buru memberikan informasi, karena sifatnya bukan kabar yang main-main dan harus menenangkan masyarakat. “Saya belum konfirmasi lebih jauh ke pihak Dirjen haji dan umrah. Saya harus pastikan apakah Covid-19 ini omicron atau covid biasa. Kita Tabayyun (mencari kejelasan) dulu dengan Jakarta (Kemenag pusat) Yang jelas 3 awal yang positif di Bandara selebihnya baru dugaan,” tambahnya.
Ditanyakan teknis, jika jamaah tambahan di hotel memang terpapar Covid-19 apakah dipindahkan ke wisma atlet untuk penanganan yang tepat, kakanwil menyebut teknisnya ada pada Kementerian Kesehatan. “Saya tak paham masalah teknis betul, yang umum yang tahunya,” paparnya.
Kendati demikian, Zostafia meyakini biro perjalan umrah juga memiliki proteksi yang baik terhadap jamaahnya, dan akan menjaga nama baik biro. “Nantinya yang covid-19 tanggungan pemerintah dan travel serta jadi urusan Kementerian Kesehatan dan Kementerian Agama, karena status jadi jamaah umrah. Semuanya aman-aman saja, kalau seminggu lagi sembuh akan pulang ke Jambi,” akunya.
Masih kata Zostafia, mesti terjadi kasus Covid-19 pada jamaah belum ada kebijakan penundaan keberangkatan. Lantaran sifat manajemen umrah yang terpusat di Jakarta, jadi tak ada kebijakan penting (umum) yang diambil di daerah.
Selain 54 jamaah awal yang berangkat pada tahap I, telah berangkat juga 36 jamaah tahap II. (aba)