Prinsip Liga Pandemi

Rabu 09-02-2022,00:00 WIB

          Begitu masalah tiba-tiba merebak, setiap hari saya berkomunikasi dengan dokter tim. Walau mungkin tidak sempurna, tim kami telah melakukan upaya-upaya untuk mengurangi kemungkinan penyebaran lebih luas di tim. Saya tahu tidak semua tim mampu melakukan itu. Bahkan mungkin belum tentu mau repot seperti kami.

          Sebelum pertandingan melawan Persipura, Minggu, 6 Februari lalu, barisan manajemen tambahan berangkat dari Surabaya untuk memastikan kondisi tim terkendali. Mengingat pada laga melawan PSIS Semarang tim kami pas-pasan, hanya 15 pemain termasuk cadangan.

          Indikasinya, setelah laga PSIS itu situasi lebih terkendali. Pembagian kamar pemain dan lain-lain sudah ditata ulang. Pada 4 Februari, kami melakukan swab PCR mandiri, untuk mendata ulang lagi status pemain sebelum laga melawan Persipura. Untuk memastikan siapa saja bisa ikut official training agar latihan terakhir itu tidak sia-sia.

          Hasilnya menjanjikan, hanya beberapa pemain harus kami pisahkan. Tidak ada indikasi pemain inti kami positif. Beberapa yang sebelumnya positif juga kami yakini besoknya sudah akan negatif, karena CT value-nya tinggi sekali. Di kisaran atau di atas 35.

          Bahkan kami percaya diri, dengan segala langkah antisipasi ini, di laga setelah Persipura tim ini sudah akan full team lagi.

          Ternyata, hasil tes PCR tanggal 5 Februari sore yang dilakukan lewat liga memberi hasil mengejutkan. Banyak pemain yang seharusnya negatif, malah positif. Bahkan para pemain kunci, termasuk beberapa pemain asing utama.

          Hasil tes itu baru kami dapatkan pagi hari tanggal 6 Februari. Sore/malam itu, pukul 19.15 WITA, kami bertanding lawan Persipura.

          Pagi itu juga, kami berinisiatif melakukan swab PCR susulan. Semua pemain dan ofisial kita swab ulang. Kali ini, kami melakukannya di rumah sakit yang sama dengan yang digunakan oleh liga. Kami harus membayar ekstra, karena kami minta hasilnya secepat mungkin. Apalah artinya puluhan juta rupiah dibandingkan dengan situasi dan keselamatan anggota tim.

          Sore itu, pukul 16.50 WITA, hasilnya keluar. Semua pemain yang dinyatakan positif lewat tes liga, ternyata negatif. Walau ada yang juga positif, termasuk pelatih kepala.

          Luar biasa. Tes tanggal 4 negatif, tes tanggal 5 sore positif, tes tanggal 6 pagi negatif. Dan dua tes terakhir dilakukan di tempat yang sama. Interesting!

          Menurut aturan liga, yang ditegaskan setelah kasus-kasus awal terjadi, kami tidak boleh menggunakan hasil tes yang bukan dilakukan oleh liga. Jadi, hasil tes susulan itu tidak akan bisa digunakan untuk mengubah susunan pemain di pertandingan hari itu.

          Ada klub lain yang juga melakukan tes pembanding dengan hasil berbeda (walau hanya untuk satu-dua pemain), dan hasil tes pembanding itu tidak diterima pula. Kebetulan mungkin klub itu tidak ingin ribut atau bagaimana.

Tags :
Kategori :

Terkait