BANYUWANGI - Pencopotan plang Muhammadiyah di Banyuwangi nampaknya menjadi sinyal perpecahan di antara sesama muslim. Pasalnya, warganet sempat menyebut kata Nahdliyin, atau sebutan untuk warga Nahdlatul Ulama (NU) saat menanggapi peristiwa ini.
\"INI...PERSOALAN SERIUUS...PIHAK KEPOLISIAN BANYUWANGI.....HARUS TEGAS.....KEPADA PKI BERKEDOK NAHDIYYIN,\" tulis @yaminhariyanto, Senin (28/2).
\"Negara hanya milik sekelompok \"rakyat yg berkuasa,\" lanjut @junaz61.
\"Apa sengaja masyarakat di bikin gaduh??? Ormas di hadapkan dg ormas lain.. Antar mahasiswa..dsb
Tolong jgn sampe di lupakan kasus dugaan kkn anak jokowi??? Kawal terus...,\" respon @UmiUmi081170.
Diketahui, viral di media sosial, aksi sejumlah orang tampak mencopoti plang Muhammadiyah di Desa Tampo Kecamatan Cluring Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
Video tersebut jadi perbincangan hangat usai diunggah oleh akun Twitter politisi partai Ummat, Mustofa Nahrawardaya, di akun Twitter @TofaTofa_id., pada 27 Februari 2022.
Dalam video tampak ada tiga plang yang berdiri berdampingan, yaitu papan bertuliskan “Pusat Dakwah Muhammadiyah Tampo”, “Pimpinan ‘Aisyiyah Ranting Tampo”, dan “TK ‘Aisyiyah Bustanul Athfal Tampo”.
Namun sejumlah warga hanya mencopoti plang bertuliskan Pusat Dakwah Muhammadiyah Tampo dan Pimpinan ‘Aisyiyah Ranting Tampo hingga roboh.
Dalam tayangan juga terlihat sebuah narasi yang diduga sebagai alasan mengapa plang tersebut dicopot.