Amat Kaselanovic
Gaya Abah Dis \"pelit\" koma dalam tulisannya. Banyak titik, titik dua. Abah lebih suka membuat kalimat minor daripada memakai koma.
Liam
Ooo, kalo dalam satu kalimat banyak koma nya , berarti termasuk kalimat besar, atau kalimat mayor, seperti komen saya ini.
Gambit H-1982
Catatan Editorial: # akibat adanya seragan Rusia = Kalimat ini ada di \"caption\" atau keterangan gambar, mustinya \"serangan\". Oya, \"caption\" bisa dipadankan dengan \"takarir\"; ada di KBBI, yuk bantu populerkan. # tidak bisa menghubungi kenalan di Kiev = Seingat saya, tidak cuma satu rekan Abah yang dimaksud. Ini dibenarkan oleh uraian setelahnya, ada kata \"mereka\". Jadi, mungkin terlupa kata \"beberapa\"-nya; atau, acuannya seperti judul: kata tunggal sah-sah saja mewakili maksud jamaknya. # WA saya pun tidak dibalas. = Cukup lugas, terlebih jika ditambah \"pesan\" di awalnya. # Tapi harapan itu tak muncul pun sampai tadi malam. = Perlu \"rem\" berupa \"koma\" sebelum partikel \"pun\", agar tak kebablasan terbaca. # Berarti Kiev masih terkontrol oleh tangan pemerintahan Presiden Zelenskyy. = Dapat disederhanakan: \"masih dalam kontrol Presiden Zelenskyy\". # Atau pun = Termasuk 12 pun yang digabung penulisannya, berfungsi sebagai pembentuk kata hubung. # Km = Tidak kapital, seperti \"cm\". # hari ke delapan = Inkonsisten saja, ejaan sebelumnya sudah betul: tidak dipisah \"ke\"-nya. # Pengamat militer di Barat pun bertanya-tanya: mengapa begitu. = Final intonasinya, menurut saya, tetap lebih pas dengan tanda tanya (?), bukan titik. # villa = Salah tik (typo), \"l\"-nya cukup satu. # Cuba = Pilihan diksi, sebelumnya pakai \"k\", mengikuti padanan Indonesia-nya. # Maka kalau pun di hari ke 10 besok = Typo lagi. Yang benar \"kalaupun\" (pun diserangkaikan), dan \"ke-10\" (dengan tanda hubung di antaranya). Demikian. Mudah-mudahan menambah wawasan.
CuNur Yani
Peribahasa Sundanya: \" dipoyok bari dilebok \" haadeuuhh...
Mirza Mirwan
Berita ini lebih mengerikan ketimbang konflik Rusia-Ukraina. Sebuah bom meledak di Masjid Kucha Rishaldar, di kota lama Peshawar, Pakistan, menewaskan 30 jamaah Jumat dan melukai lusinan lainnya. Belum ada berita siapa yang bertanggungjawab atas ledakan bom tersebut. Seorang saksi, korban terluka, mengaku hendak memasuki masjid saat ledakan terjadi dan ia terlempar ke jalan.