Saefudin Ibrahim juga meminta agar Menag tidak sekadar mengatur azan, melainkan juga kurikulum yang ada di madasrah hingga perguruan tinggi yang berpotensi memunculkan paham radikal.
“Atur semua kurikulum yang ada di madrasah, sanawiyah, aliyah sampai perguruan tinggi. Sumber kekacawan itu bersumber dari kurikuum tidak benar. Bahkan kurikulum yang ada dipesantren pak, jangan takut untuk dirombak. Ganti semua kurikulumnya. Karena pesantren itu melahirkan kau radikal semua,” ujarnya.
Tak sampai di situ, ia juga menyarankan kepada Menag Yaqut untuk menghapus ratusan ayat Alquran yang dinilai memicu perilaku intoleransi hingga radikal.
“Bahkan kalau perlu pak, 300 ayat (Alquran) yang menjadi pemicu hidup intoleran, pemicu hidup radikal dan membenci orang lain karena beda agama, itu di-skip atau direvisi, atau dihapuskan dari Alquran Indonesia. Ini sangat berbahaya sekali,” jelas dia.
Mabes Polri pun mulai menyelidiki video viral pendeta Saefudin Ibrahim. Saat ini tim Direktorat Siber Bareskrim tengah mendalami akun youtube Saefudin Ibrahim itu
Demikian dikatakan Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo saat dihubungi, Kamis (17/3). “Direktorat Siber Bareskrim mendalam isi konten video viral Saefudin Ibrahim,” ungkap Dedi. (pojoksatu/zul)