Dalam satu kesempatan, Luhut juga pernah menegaskan bahwa dari big data yang dimilikinnya 100 juta percakapan di media sosial menginginginkan agar pemilu 2024 ditunda.
Berita sebelumnya, Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto menyebut big data 110 juta versi Menko Marves Luhut Panjaitan tak perlu dibahas lagi oleh Ketua DPR Puan Maharani.
Menurut Sekjen Hasto Kristiyanto, Luhut Panjaitan sendiri tidak mau men-declare hal tersebut. Sehingga hal itu otomatis telah terbantahkan oleh dirinya sendiri.
Diketahui, pertemuan antara Luhut Panjaitan dan Puan Maharani terjadi di ST Regis Bali pada Kamis pagi (24/3).
Pertemuan itu disebut terjadi secara kebetulan karena keduanya berada dalam satu momen sarapan bersama di sana.
Dan masalah investasi dan kemaritiman menjadi topik perbincangan dalam pertemuan antara Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan dengan Ketua DPR RI Puan Maharani dan sang suami, Hapsoro Sukmonohadi di Bali.
Diurai Hasto bahwa Luhut hadir dalam kapasitas sebagai Menko Kemaritiman dan Investasi.
Sehingga pembahasan tidak jauh dari kapasitas Luhut sebagai pembantu presiden yang berbicara dengan Puan Maharani sebagai Ketua DPR RI.
Sementara soal big data milik Luhut yang diklaim terdapat sebanyak 110 juta pengguna media sosial memiliki kecenderungan agar pemilu ditunda, tidak dibahas.
Alasannya, karena klaim itu sudah mati alus alias sudah terbantahkan dengan sendirinya.
“Kalau big data 110 juta sudah tidak perlu dibahas lagi karena sudah terbantahkan dengan sendirinya. Nah, Pak Luhut sendiri kan tidak mau men-declare itu, sehingga itu otomatis telah terbantahkan oleh dirinya sendiri, sehingga tidak perlu dibahas oleh ketua DPR terkait dengan hal tersebut,” tegas Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto kepada wartawan di Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (27/3). (ral/rmol/pojoksatu)
Sumber: www.pojoksatu.id