SENGETI- Harimau Sumatera yang menerkam Firdaus (42), warga Manggis No 45 RT/RW 001/002 Desa Perawang Barat, Kecamatan Tualang, Kabupaten Riau di Desa Puding, Kecamatan Kumpeh Ilir, Muaro Jambi, Minggu (27/3) lalu diperkirakan cukup besar.
Hal itu diungkapkan Kapolres Muaro Jambi AKBP Yuyan Priatmaja, bahwa hasil dari pemantauan dilapangan bersama BKSDA, harimau yang memangsa Firdaus cukup besar. \"Diperkirakan panjang 1,5 meter, usia 5 hingga 6 tahun,”ungkapnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, mayat seorang pria yang diduga jadi korban terkaman harimau ditemukan di eks HPH PT Putra Duta Indo Wood (PDIW) di Desa Puding, Kecamatan Kumpeh Ilir, Muaro Jambi, Minggu (27/3) lalu. Mayat laki-laki itu bernama Firdaus yang beralamat jl. Manggis No 45 RT/RW 001/002 Desa Perawang Barat, Kecamatan Tualang, Kabupaten Riau. Dia diterkam oleh raja hutan itu ketika jam istirahat.
Tim Satreskrim Polres Muaro Jambi bergerak cepat melaksanakan cek TKP terkait laporan dari masyarakat. Hal ini dibenarkan Kasat Reskrim Polres Muaro Jambi AKP Shirlen. \"Mayat laki laki yang di temukan ini dalam kondisi terluka bekas cabikan binatang buas jenis harimau,\" jelasnya.
AKP Shirlen menjelaskan, Jum\'at 25 Maret 2022, sekira pukul 10.00 WIB, korban ini bersama 3 orang rekan kerjanya yakni Ariyanto, Putra Irawan dan Ilham sedang istirahat kerja di dalam kawasan hutan tersebut. \"Posisi korban saat itu sedang bersama dengan Ariyanto tidak jauh dari lokasi alat excavator, sedangkan Ilham dan Putra Irawan berada di atas excavator,\" ujarnya.
Saat sedang beristirahat, kata Dia, rekannya Ilham yang sedang bersama Putra Irawan melihat seekor harimau berjalan mendekati arah korban yang saat itu berdiri bersama Ariyanto.
\"Ilham langsung berteriak ke arah korban dan Ariyanto dengan berkata \"DIDEPAN ADA HARIMAU, AWAS!,\" sebutnya. Mendengar teriakan tersebut, Ariyanto berlari ke arah excavator, sedangkan korban berlari ke arah semak belukar (hutan) menjauh dari alat Excavator. \"Saat itu Ilham melihat harimau tersebut bergerak mengejar arah korban yang sedang berlari menuju semak belukar (hutan),\" ungkapnya. Saat itu, lanjut Shirlen, rekan korban mengaku mendengar 1 kali teriakan korban meminta tolong.
\"Selanjutnya tidak ada terdengar lagi teriakan korban,\" tutupnya. Pada hari Sabtu, 26 Maret 2022, 3 orang saksi tersebut mendatangi pemukiman warga untuk meminta pertolongan, dikarenakan tidak ada sinyal yang membuat informasi ini lambat tersebar.
Saat ini, jasad korban sudah dibawa oleh pihak keluarga ke kampung halamannya Pekanbaru. Hal ini karena pihak keluarga menyatakan tidak mau melakukan autopsi dan sudah ikhlas dengan kejadian tersebut. (wan)