MUARASABAK - Dari 45 SMP di Kabupaten Tanjabtim, sekitar 70 persen antusias sekolah ingin menerapkan Full Day School. Namun, dari hasil kajian dan pertimbangan, maka Full Day Scholl tersebut belum bisa diterapkan di Kabupaten Tanjabtim.
Hal itu seperti yang dikatakan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tanjabtim, Muhammad Eduard melalui Kabid SMP, Joko. Dia mengatakan, bahwa ada beberapa titik lemah atau kekurangan yang telah dikajinya. Seperti kejenuhan siswa jika terlalu lama belajar, sehingga kemampuan menyerap pembelajarannya agak sulit.
\"Kita juga sudah ada sharing di beberapa sekolah yang telah menerapkan Full Day School. Kebanyakan setelah beberapa tahun menerapkan Full Day School, mereka kembali lagi ke pembelajaran normal, karena alasan itu,\" katanya.
Selain terkendala dari siswa itu sendiri, lanjutnya, wali murid juga menjadi kendala. Sebab, mungkin ada siswa yang pulang sekolah harus membantu orang tuanya dan lain sebagainya. Menurutnya, proses belajar dari pagi hingga sore itu memang sangat melelahkan bagi para siswa.
\"Tidak semua orang tua murid setuju dengan Full Day School ini. Mereka pasti ada jadwal untuk mengatur anak-anaknya diluar kegiatan sekolah,\" ungkapnya.(lan)