JAKARTA - Potensi terulangnya peristiwa 1998 dalam aksi demo mahasiswa, Senin (11/4) hari ini, diungkapkan politikus Partai Gerindra, Arief Poyuono. Arief mengingatkan demo mahasiswa perlu diwaspadai.
Alasan Arief, karena bisa memicu terjadinya gelombang protes yang lebih luas dari masyarakat terhadap kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Potensi itu, menurut Arief, bisa terjadi karena situasi nasional memungkinan terjadinya people power untuk menggalang kekuatan guna menurunkan kepemimpinan yang sah.
\"Situasi nasional memungkinkan terjadi people power untuk menurunkan Pak Jokowi,\" ujar Arief Poyuono melalui layanan pesan kepada JPNN.com, Minggu (10/4).
Lebih detail Arief membeberkan, kandisi seperti itu bisa dipicu persoalan harga sembako yang naik tinggi, PHK di mana-mana, usaha kecil pada bangkrut, BBM, dan LPG mahal.
Politikus sekaligus aktivis buruh itu menilai situasinya bakal makin rumit bila massa demo 11 April bisa menembus masuk ke Gedung Parlemen.
\"Parpol-parpol sulit untuk loyal di MPR-DPR jika aksi massa bisa tembus gedung DPR. Maka sangat mungkin peristiwa 1998 terulang,\" tuturnya. Walakin, anak buah Prabowo Subianto di Partai Gerindra itu menilai upaya menurunkan Jokowi tidak mudah.
\"Sepanjang TNI-Polri solid tetap mendukung dan di belakang Pak Jokowi, tidak akan pernah terjadi penurunan Jokowi,\" ucapnya.
Walaupun demikian, ketua umum FSP BUMN Bersatu itu meminta pemerintah, terutama aparat jangan meremehkan aksi mahasiswa yang masih di berbagai daerah.
\"Aksi-aksi turunkan Jokowi hampir masif di luar Jakarta,\" ujar Arief Poyuono.
Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) berencana menggelar demonstrasi di depan Istana Negara, Senin (11/4) hari ini. Kegiatan demo 11 April itu rencananya diikuti sekitar 1.000 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. (jpnn/zul)