Lalu, apakah Ipsos sendiri bisa dipercaya?
Terserah Anda. Ipsos ternyata juga memasukkan profesi lembaga pengumpul pendapat ke dalam riset kepercayaan ini. Hasilnya: papan tengah. Di urutan 10 dari atas, atau nomor 9 dari bawah.
Urutan itu juga mengejutkan saya. Padahal partai-partai begitu percaya pada lembaga jajak pendapat. Demikian juga para Capres, Cagub, dan Cabup/Cawali.
Pun lembaga bisnis. Sangat percaya pada riset pasar –meski memang lebih percaya pada riset yang dilakukan secara in house.
Secara umum Ipsos termasuk lembaga riset yang sangat dipercaya pasar. Ia tidak hanya riset indeks kepercayaan. Juga riset pasar untuk keperluan bisnis.
Umur Ipsos sudah 47 tahun. Sangat berpengalaman di bidang jajak pendapat. Sudah pula menjadi perusahaan publik –IPO di pasar modal. Ipsos punya kantor di 88 negara –termasuk di Jakarta dengan total karyawan 16.000 orang.
Hasil riset itu umumnya seirama dengan yang ada di pikiran saya. Berkali-kali saya menulis bahwa profesi dokter memang paling tinggi dalam kadar ketaatan pada kode etik. Pengawasan terhadap pelaksanaan kode etiknya juga yang paling keras.
Yang saya kaget adalah tingkat kepercayaan kepada hakim dan pengacara. Jauh lebih tinggi dari yang saya perkirakan. Berarti saya harus mengubah persepsi saya pada dua profesi itu.
Bahwa tingkat kepercayaan pada wartawan juga begitu rendah, saya ok dan tidak ok. Saya ok karena hasil riset di Indonesia juga begitu: tingkat kepercayaan pada media mainstream tinggal 48 persen. Tapi kenapa tidak ok? Karena, duille, kok begitu rendahnya. Agak emosi.
Melihat begitu rendahnya kepercayaan itu, muncul pertanyaan berikutnya: apakah masih bisa diperbaiki. Atau, sekalian, biar saja terus merosot. Sampai hancur lebur. Lalu dibangun lagi dari nol. Seperti yang dimaksud dalam teori tipping point.
Sebenarnya lebih menarik kalau hasil riset ini dialami per negara. Lalu dibandingkan antara negara maju dan belum maju. Memang Ipsos memberi penjelasan lebih rinci tapi tidak rinci sekali. Ini kan paparan hasil yang versi gratis.
Misalnya tingkat kepercayaan pada ilmuwan –mungkin titik beratnya pada ilmuwan fisika, teknik, elektro, nuklir, kimia, dan sebangsanya dan bukan pada ilmuwan dalam pengertian ilmu sosial dan keagamaan.
Negara yang paling memercayai profesi ilmuwan adalah Rusia. Lalu Tiongkok. Sedang yang paling kurang memercayai ilmuwan adalah negara seperti Arab Saudi. Menariknya, kian tahun tingkat kepercayaan pada ilmuwan itu naik terus di Saudi. Dari tahun ke tahun. Kenaikan paling tinggi terjadi tiga tahun terakhir. Mungkin terkait dengan Covid-19: doktrin agama pun kalah dengan doktrin ilmu. Ibadah haji sampai dibatalkan. Salat harus berjarak –padahal, menurut ajaran, harus berdiri rapat dengan sebelah-menyebelahnya. Ilmu semakin mengalahkan agama.
Menariknya Ipsos juga meneliti tingkat kepercayaan pada masyarakat pada umumnya. Seberapa masyarakat memercayai masyarakatnya. Ternyata tidak tinggi. Terendah justru terjadi di negara-negara maju. Sedang masyarakat di Arab Saudi lebih memercayai masyarakat mereka.