JAMBI - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi terus mendorong UMKM pada berbagai kategori usaha baik makanan dan minuman, maupun Industri Fashion. Selama ini Jambi memang dikenal memiliki ciri khas batik yang luar biasa, namun sayangnya yang dipasarkan hanya berupa lembar-lembar kain.
Melihat potensi pasar serta demand terhadap Batik Jambi yang ready to wear, maka KPwBI Provinsi menginisiasi suatu komunitas yang disebut Jambi Fashion Society (JFS). JFS sendiri adalah komunitas yang dikukuhkan di Jambi pada 3 Maret 2021 oleh Ibu Suti Masniari Nasution, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi.
Organisasi tersebut memiliki VISI yaitu menjadikan Jambi sebagai salah satu kiblat dalam dunia fashion dan kerajinan serta menciptakan tren baru bagi dunia wastra dan kriya yang berstandard internasional. Selain itu, JFS merupakan suatu ekosistem Industri fashion yang saling terkait. Para anggota JFS terdiri dari designer lokal, perajin batik, dan perajin asesoris yang mendukung dunia fashion.
Salah satu anggota JFS yaitu Bapak Budi dari Batik Al-Fath yang juga merupakan UMKM binaan Bank Indonesia atau dikenal dengan istilah WUBI (Wirusaha Unggulan Bank Indonesia) angkatan Tahun 2018, berkolaborasi bersama Edyfa berhasil membawa produk lokal Batik Jambi dan kain jerumat ke ajang bergengsi Indonesia Fashion Week (IFW). Tentunya suatu bentuk pencapaian produk lokal hingga melenggang diajang nasional merupakan hal yang tidak boleh dilewatkan.
Oleh karena itu, KPwBI Provinsi Jambi memberikan support penuh kepada Batik – Alfath dan juga Edyfa dapat tampil pada ajang tersebut. Ini merupakan bukti nyata bahwa Bank Indonesia hadir untuk mendukung dan mendorong UMKM untuk go global. Dukungan tidak hanya dalam bentuk materi namun juga semangat dan apresiasi melalui kehadiran langsung Kepala KPwBI Provinsi Jambi pada ajang yang bertempat di Jakarta Convention Center (JCC).
Ibu Suti, menyampaikan bahwa pentingnya untuk membangun ekosistem atau industry fashion yang end to end. Tentunya nilai manfaat serta dampak ekonomi yang ditimbulkan akan lebih besar apabila kita mampu menciptakan local value chain di bidang fashion. “Kedepan, UMKM Jambi khususnya yang bergerak di bidang fashion perlu untuk diberikan pelatihan yang bersifat sustainable serta memperoleh wawasan mode fashion dunia yang sedang berkembang. Serta perlu pengembangan produk-produk pendukung yang bersifat ramah lingkungan,” ujarya. (*/kar)