JAMBI - Namanya Deni Sulistiowati Ningsih, seorang guru yang biasa dipanggil dengan nama kecilnya yaitu Lis. Ia merupakan bungsu dari enam bersaudara pasangan Bapak Sapon dan Ibu Marsah.
Lis dilahirkan di salah satu kecamatan di Lampung yaitu Kota Bumi pada hari Rabu, 22 Januari 1980. Lahir dalam keluarga sederhana dan disiplin dari kebiasaan sang Bapak yang merupakan seorang anggota TNI membuat ia menjadi pribadi yang tangguh, pekerja keras dan bertanggungjawab.
Lemah lembut dan tegarnya sang Ibu yang merupakan istri prajurit serta uletnya beliau dalam mengeloa bisnis makanan, memunculkan hobi dalam diri Lis yang tak jauh-jauh dari kodrat seorang wanita yaitu memasak dan menari.
Menjadi anak perempuan bungsu tidak membuatnya menjadi manja dan sesukanya dalam keluarga, justru membuatnya merasa memiliki tanggung jawab untuk membanggakan orang tuanya setelah keberhasilan kedua kakaknya.
Lis menempuh pendidikan dasar di SD Negeri 47/V Muara Sabak yang saat ini berubah menjadi SD Negeri 24/X Muara Sabak pada tahun 1986-1992. Kemudian, Lis menempuh pendidikan menengah pertamanya di SMPN 1 Muara Sabak pada tahun 1992-1995.
Bercita-cita bekerja menjadi sekretaris membuatnya memiliki keinginan untuk menempuh pendidikan kejuruan terbaik di Kabupaten Batanghari yaitu SMK N 1 Muara Bulian, tetapi lagi-lagi, setelah melalui beberapa seleksi, akhirnya Lis malah lulus di jurusan akuntansi dan pernah praktik lapangan di salah satu Bank milik pemerintah di daerah Bajubang.
Aktif di Organisasi Guru
Ilmu yang diperoleh saat mengenyam pendidikan dibangku sekolah menengah kejuruan, mengajarkan Ia ketelitian dan kehati-hatian dalam pembukuan keuangan dan sekarang Ia terapkan dalam organisasi profesi yaitu PGRI, di mana ia kembali terpilih menjadi bendahara PGRI untuk dua periode. Bersama seluruh anggota PGRI se-kabupaten Tanjung Jabung Timur Jambi berkomitmen untuk memajukan organisasi di bidang pendidikan dan terbukti bahwa selama lima tahun berturut-turut PGRI Kabupaten Tanjung Jabung Timur memperoleh penghargaan tingkat pusat dan provinsi dengan kriteria tertibnya administrasi dan iuran anggota.
Menjadi seorang guru saat ini, semuanya dilalui dengan proses yang panjang dan penuh perjuangan. Dimulai dari guru honorer selama enam tahun dan akhirnya diterima menjadi guru tetap menjadikan Ia memiliki pengalaman yang membuatnya tangguh dan siap dengan segala aktivitas yang diberikan. “Semua berkat dorongan dan motivasi keluarga, kepala sekolah dan bimbingan rekan kerja membuatnya tetap semangat dan terus mencoba memberikan yang terbaik untuk peserta didik dan sekolah,” ujarnya, Kamis, (21/4).
Terpilih Menjadi Fasilitator
Kabar baik yang Lis dapatkan dari kepala sekolah adalah ketika tahu bahwa Ia merupakan salah satu dari beberapa rekan guru yang lulus dalam seleksi fasilitator daerah Program PINTAR Tanoto Foundation. Lebih membanggakan lagi ternyata sekolah tempat Ia mengajar yaitu SDN 61/X Talang Babat merupakan sekolah mitra program PINTAR Tanoto Foundation. Kemitraan sekolah dan Tanoto Foundation membuat Ia tidak berhenti-henti mengucap syukur atas pencapaian dan prestasi yang sudah diperoleh.