DISWAY: Belanda Budiman

Minggu 24-04-2022,00:00 WIB

 

No Name

Saya sebagai pendukung garis keras pak jokowi (tapi saya masih menomorsatukan kepentingan pribadi pada umumnya) sampai geram. Di sosmed saya kobarkan \"jihad\" mendemo (terutama melalui medsos) pemerintah habis2an. Saya tdk ragu sama pak jokowi tapi saya curiga jangan2 pak jokowi sdh tdk mau ambil risiko politik gara2 sdh menjabat yg ke-2. Untunglah kecurigaan saya salah. Tapi \"perang\" baru dimulai. Akankah Presiden menang kali ini?

 

Lukman bin Saleh

Selama mungkin? Tidak Rhoma, itu tdk masuk akal. Itu adalah perbuatan dungu. Sia2. Unfaedah. Mau diapakan sawit2 ini? Memangnya yg akan menderita pengusaha besar saja?

 

Pryadi Satriana

Keputusan Presiden Jokowi menunjukkan \"keruwetan di atas\" terkait minyak goreng. Sekadar mengganti Mendag tak akan menyelesaikan masalah. Hanya pion. Tanpa satu pion tetap bisa \"bermain.\" Langkah drastis diambil: menjungkirbalikkan papan catur! Supaya tidak bisa lagi \"bermain.\" Wow ... (5x). \"Bonek\" tenan! POTENSI pendapatan ekspor sekitar 500T dipertaruhkan! NGGAK APA!!! Ini bentuk solidaritas (baca: keberpihakan) pada wong cilik. Anggap saja \"500T itu disubsidikan untuk rakyat\"! Saran saya untuk Pak Jokowi: pertahankan kebijakan ini selama mungkin! Akan banyak yg pusing. Tidak hanya mafia migor. Juga sebagian menteri. Juga pengusaha. Apalagi menteri yg jg pengusaha. Apalagi yg terkait minyak goreng! Jurus pamungkas telah dikeluarkan Jokowi. Ternyata beliau MASIH PRESIDEN. Bukan boneka. Pun tak sekadar petugas partai. Presiden telah menunjukkan keberpihakan beliau kepada rakyat. Mari kita dukung bersama. Jangan nyinyir dulu. Semua akan jelas pada waktunya. Kita tunggu bersama & lihat yg terjadi nanti. Semoga niat baik dapat terlaksana dengan baik. Aamiin. Sehat selalu. Salam. Rahayu.

menghancurkan. Itulah bedanya p Jokowi dg orang yg selalu d kendalikan emosi seperti pak Pry...

 

Johannes Kitono

Horeee, akhirnya rakyat Indonesia bisa menikmati Minyak Goreng merk Jokowi dengan harga yang terjangkau. Pasti pelarangan ekspor ini tidak akan berlangsung lama.Negara membutuhkan devisa dan jangan sampai pangsa pasar kita diisi oleh negara kompetitor seperti Malaysia. Jangan sampai pula petani sawit ditekan harga belinya oleh pengusaha. Now, silahkan saja Asosiasi Sawit menghadap Menko Ekuin membuat Surat Pernyataan tertulis bersedia membantu pemerintah menstabilkan harga minyak goreng seperti semula, misalnya HET Rp.22 ribu/ 2 liter. Asosiasi Sawit harus menyisihkan sebagian windfall profitnya. Supaya harga kembali stabil dan rakyat banyak bisa merayakan Lebaran dengan Migor murah merk Jokowi. Akhirnya sebagai negara penghasil sawit terbesar di dunia, ekspor minyak goreng dan bahan bakunya pasti boleh lagi memasuki pasar dunia.

 

Antonio Samaran

Siap-siap diprotes sama petani sawit, harga tbs sawit akan segera jatuh ke bumi. Hadiah lebaran buat petani. Kalo kebijakan ini hanya berlaku bbrp minggu mungkin tidak masalah, setelah lebaran harga kembali normal. Yg punya duit jangan coba2 menimbun, mungkin hukuman mati menanti anda. Pemerintah juga tidak perlu kuatir, suara petani tidaklah nyaring. Politisi juga tidak akan membela mereka. Jadi pemerintah bisa berlebaran dengan tenang.

Tags :
Kategori :

Terkait