Lomba Menulis Fitur Sejarah, Guru Hidupkan Kembali Jejak Perjuangan Jambi
Peserta saat mengikuti Lomba Menulis Fitur Sejarah Tingkat Guru yang berlangsung di MPRJ--
JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO.ID - Museum Perjuangan Rakyat JAMBI (MPRJ) kembali menghidupkan semangat literasi sejarah melalui penyelenggaraan Lomba Menulis Fitur Sejarah Tingkat Guru, yang berlangsung pada Sabtu, 22 November 2025. Kegiatan ini diikuti oleh puluhan guru dari berbagai jenjang pendidikan se-Provinsi JAMBI, yang hadir dengan semangat berbagi gagasan dan menelusuri kembali rekam jejak perjuangan bangsa melalui karya tulis.
BACA JUGA:Cerita Eko Suprayitno, Tempati Rumah Sejak 1967, Tiba-tiba Dinyatakan Masuk Zona Merah Pertamina
Ajang ini menjadi wadah bagi para pendidik untuk mengekspresikan kreativitas dan kemampuan menulis mereka dalam mengangkat peristiwa-peristiwa sejarah yang sering luput dari perhatian generasi masa kini. Melalui tulisan-tulisan yang kaya riset dan narasi yang menggugah, para peserta berupaya menghadirkan kembali memori perjuangan dalam kemasan yang lebih hidup dan mudah dipahami oleh masyarakat.

Peserta terlihat serius mengikuti lomba--
Kepala Satker Museum Perjuangan Rakyat Jambi, Meylizarni Asroel, menyampaikan apresiasinya atas antusiasme para peserta. Ia juga mengungkapkan bahwa selain para juara dan harapan, terdapat lima peserta lainnya yang masuk dalam kategori pemenang nominasi sebagai bentuk penghargaan atas kualitas dan ide yang mereka usung dalam karya masing-masing.
BACA JUGA:Terkait Konflik Zona Merah Pertamina, DPRD Kota Jambi Bakal Segera Bentuk Pansus
Meylizarni menegaskan bahwa lomba ini diharapkan mampu menumbuhkan minat menulis sejarah di kalangan pendidik, sehingga mereka tidak hanya menjadi penyebar pengetahuan, tetapi juga pencipta karya yang melestarikan nilai-nilai perjuangan. “Museum Perjuangan Rakyat Jambi berkomitmen untuk terus menghadirkan ruang kreatif bagi guru dan pelajar agar sejarah tidak hanya menjadi materi hafalan, tetapi menjadi narasi hidup yang menginspirasi,” ujarnya.
BACA JUGA:Kenali Asam Paling Banyak, Ini Jumlah Bidang Tanah di Jambi yang Disebut Masuk Zona Merah Pertamina
Dalam kompetisi tersebut, Ulta Miftakul Janah dari SMP Negeri 24 Kota Jambi berhasil meraih Juara I melalui karyanya berjudul “Kupon Kedaulatan di Tengah Badai Agresi”, sebuah tulisan yang menyajikan kembali dinamika masa agresi dengan perspektif yang kuat dan emosional. Posisi Juara II diraih oleh Rini Febriani dari MTs Negeri 3 Kota Jambi lewat karya “Menatap Mat Suruh dan Muradi, Menyingkap Jejak Sejarah Pertempuran Kerinci”, yang mengangkat tokoh lokal pejuang Kerinci dalam narasi sejarah yang jarang terekspos. Sementara itu, Juara III jatuh kepada Vitia Marza Puri dari MAN 3 Kota Jambi dengan tulisannya “29 Desember 1948: Duka Jambi di Awal Kemerdekaan Indonesia”, sebuah rekonstruksi peristiwa tragis yang meninggalkan jejak mendalam dalam sejarah Jambi.

Juri yang menilai hasil karya lomba--
Pada kategori Harapan, Mayarasi dari SMA Negeri 13 Kota Jambi meraih Harapan I melalui karya “Senjata Tanpa Peluru”, yang menggambarkan perjuangan non-fisik rakyat dalam mempertahankan martabat bangsa. Harapan II diberikan kepada Diana Angela Sihaloho dari SMA Xaverius I Jambi berkat karyanya “Replika Pesawat Catalina RI 005: Kenangan Bagi Rakyat Jambi”, yang menyoroti simbol sejarah yang memiliki nilai nostalgis bagi masyarakat. Sedangkan Harapan III diraih oleh Romualdus Kaju dari SD Xaverius I Kota Jambi lewat tulisan “Mengagas Diorama Kolaboratif di Museum Perjuangan Jambi”, yang menyampaikan gagasan segar tentang ruang edukasi interaktif di museum. (kar)
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:



